Gedang Plenet Semarang

Posted by

Jenis Makanan Khas Semarang emang beragam, sebut saja Lumpia Semarang yang sudah malang-melintang menjadi kuliner andalan Indonesia, Bandeng Presto Semarang yang gurih dan tak berduri, Hingga Es Conglik yang Melegenda dan ada salah satu lagi Makanan Khas Semarang yang kelezatannya hampir punah, yakni Gedang Plenet.

Gedang Plenet
Seperti apa bentuknya ? 
Namanya unik dan mungkin terasa asing bagi anda. Terus bentuknya gimana ?

Oke, penulis akan memberi gambaran makanan khas Gedang Plenet ini, Gedang Plenet ini terdiri dari dua suku kata Gedang yang berarti Pisang, sedangkan Plenet adalah bahasa Semarangan yang berarti memencet atau memipihkan. Semua ini dapat dilihat dari proses pembuatannya dengan cara pisang yang dipencet-pencet hingga pipih.

Dulu sewaktu penulis masih kecil, sangat mudah menemukan makanan khas Semarang ini, biasanya para pedagang menjajakan Gedang Plenet melalui grobak yang keliling dari kampung ke kampung. Kalau lagi ingin merasakan Gedang Plenet ini dan tak sabar menunggu penjual kelilingan, bisa langsung ke jalan Gajah Mada Semarang, di area jalan tersebut banyak sekali penjual yang menjajakan makanan khas Semarang yang satu ini.

Gedang Plenent ini pada umumnya menggunakan bahan baku Pisang jenis Pisang Kepok yang sudah matang (Masak Pohon) guna mempermudah proses plenent atau memipihkannya dan jenis pisang ini pun rasanya manis. Proses pembuatannya, Pertama pisang di bakar diatas bara api kecil, setelah dirasa matang, biasanya berwarna kuning tua, barulah pisang diangkat dan ditaruh di sebuah wadah, kemudian di plenet menggunakan papan hingga pipih.

Setelah proses plenet selesai, penjual mengolesi Gedang Plenet tersebut dengan mertega secara merata sebagai penambah rasa gurih. Jangan salah sangka, prosesnya tidak cuman sampai disini. Setelah pengolesan margarin, biasanya pembeli akan ditawari isi gedang plenent tersebut. Disini sudah disediakan 4 varian isi gedang plenent yakni, coklat, meises dan gua putih, dan selai nanas buatan sendiri. Setelah proses isian selesai barulah ditangkup dengan pisang yang sudah pipih satu lagi, untuk mempermudah membayangkan, bentuknya seperti roti bakar.

Di kota Semarang, makanan khas Gedang Plenet ini sudah susah kita jumpai, kini tinggal beberapa pedagang saja yang masih menjajakan makanan khas Semarang ini. 

Pak Tuko, salah satu pedagang yang masih menjajakan Gedang Plenet, dia biasa mangkal di pasar Semawis dan area Sri Ratu Semarang. Yang lebih mengejutkan lagi, saat penulis menanyakan sejak kapan Pak Tuko berjualan Pisang Plenet, di (pak Tuko) menjawab sudah sejak tahun 1960. Sekitar tahun segitu penulis saja belum lahir.

Gedang Plenet ini adalah teman yang cocok saat ngobrol sama teman di sore hari, apalagi jika ditambahkan kehangatan secangkir teh atau kopi, akan menambah susana keakraban antara kita.

Itulah sekilas tentang Makanan Khas Gedang Plenet Semarang yang hampir punah. Semoga bisa menambah wawasan makanan kuliner Khas Kota Semarang bagi pengnjung dan pembaca.

Maturnuwun.






FOLLOW and JOIN to Get Update!

Social Media Widget SM Widgets




Semarangan Updated at: 11:40

0 komentar:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan sopan dan bijak, jangan cuma meninggalkan LINK dikolom komentar, Penulis Lebih berharap jika Komentar anda menyangkut tentang artikel tersebut. Terimakasih

Lenovo Tab 2 A7-10 - 8 GB - Hitam
From RP 799.000

Cari Artikel

Followers

Semarangan. Powered by Blogger.