Batik Semarangan Sebenarnya di jaman dulu sempat populer, dan sempat pula tenggelam dan hampir punah. Alhamdulillah berket kejelian Pemerintah kota Semarang, pada tahun 2005 Batik Semarangan mulai di digiatkan dan dihudpkan lagi centra-centra batik yang pada masa jayanya pernah diporak-porandakan oleh Pemerintah Kolonial Belanda dan pada Massa kependudukan Tentara Jepang pada saat terjadinya Pertempuran 5 Hari di Semarang.
Pengrajin Batik Semarangan banyak dilakukan oleh warga yang tinggal di Kampung Batik Semarang, Tepatnya belakang Hotel Jelita Bubakan Semarang. Dan puji syukur "Alhamdulillah" penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Walau pernah mengalami porak-poranda yang dilakukan Tentara Jepang, kejayaan Batik Semarangan masih bertahan hingga 1970 dan hidup kembali sekarang.
Tahukah anda ??? Sejarah batik Semarangan ???
Ingin tau jawabanya ???
Ok. SEMARANGAN juga akan share kepada anda tentang sejarah Batik Semarangan
Sejarah Batik Semarangan.
Tan Kong Tien seorang putera tuan tanah Tan Siauw Liem, yang merupakan salah seorang menantu Sri Sultan Hamengkubuwono III yang menikah dengan RA Dinartiningsih.
Tan Kong Tien memiliki keahlian membatik yang ditularkan dari isterinya RA Dinartiningsih dengan ulet dan gigihnya dia bisa mengembangkan usahanya dan mempunyai perusahaan yang bernama Batikkerij Tan Kong Tien mendapatkan hak atas monopoli batik di Jawa Tengah dan perusahannya ini kemudian diteruskan oleh Petrinya yang bernama R.Ng. Sri Murdijanti hingga tahun 1970.
Dari dokumen Pemerintahan Kolonial Belanda, pada tahun 1919 - 1925 sentra batik di Semarang sangat berkembang, faktor krisis yang menyebabkan sulitnya bahan sandang juga faktor penyebab perkembangannya begitu cepat.
Yang lebih unik lagi, para pengrajin Batik Semarangan tidak pernah membakukan motif batik karyanya, tidak seperti pengrajin kota Solo, Joga dan Pekalongan. Sebagai Masyarakat yang tinggal di Pesisir Utara pulau jawa, sudah menjadi kebiasaan untuk membatik dengan motif naturalis. Berbeda dengan pembatik dari Jogja, Solo dan Pekalongan yang memiliki motif Batik pakem dari Kraton.
Produk yang dihasilkan oleh pengrajin Batik Semarangan berupa : selendang, dasi dan topi. Dan hingga kini belum dikenal proses cap atau printing untuk pembuatan Batik Semarangan ini.
Seusuai Bahasan di atas, bahwa Batik Semarang pada umumnya desainnya Naturalis, maka Bog Semarangan akan memberi contoh desain atau motif Batik Semarangan.
Seusuai Bahasan di atas, bahwa Batik Semarang pada umumnya desainnya Naturalis, maka Bog Semarangan akan memberi contoh desain atau motif Batik Semarangan.
Motif Batik Wewe Gombel
Tak mau ketinggalan dengan trend center acara televisi yang sering menyajikan tayangan Misteri dengan uji nyali, pengrajib Batik Semarangan pun membuat Motif Wewe Gombel, yang diyakini sosok hantu yang banyak berkeliaran di Jalan Gombel Semarang.
Motif Batik Semarangan "Tugu Muda" yang menjadi icon Semangat Perjuangan pemuda dalam mengusir penjajah di Kota Semarang.
Moti Batik Semarangan "Lawang Sewu"
Motif Batik Semarangan "Sam Po Kong" Menggambarkan Sejarah Laksaman Ceng Ho saat pertama kali menemukan semarang bersama rombongannya.
Blog Semarangan berharap, semoga dengan Postingan ini Batik Semarangan bisa kembali ke era keemasannya dan banyak dikenal di Nusantara bahkan Manca Negara.
Itulah salah satu nilai unik Batik Semarang Mas, tanpa motiv yang baku
ReplyDelete